Umat yang Semakin Dewasa
Tidak seperti biasanya, pada hari Minggu, 17 Oktober 2010, pelataran gereja St. Yusup dipenuhi oleh umat yang datang. Mereka tidak bermaksud untuk mengikuti Ekaristi, tapi mereka hendak mengikuti perayaan HUT Paroki St. Yusup Blitar.

Dalam catatan sejarah para misionaris, Gereja Katolik St. Yusup Blitar sudah berdiri sejak tahun 1928, sehingga bisa dikatakan bahwa gereja ini telah mencapai usia 82 tahun. Namun, secara resmi, gereja Paroki Santo Yusup Blitar diresmikan pada tanggal 18 Oktober 1931. Oleh karena itu, tepat pada hari ini Gereja yang terletak di pusat kota Blitar ini genap berusia 79 tahun. Usia yang cukup tua bila disejajarkan dengan umur manusia. Begitu banyak pengalaman di usia yang cukup tua ini. Jumlah umat juga semakin bertambah banyak.
Tahun ini, rangkaian perayaan HUT Paroki Santo Yusup Blitar diagendakan dalam kesatuan dengan program pengembangan paroki. Kegiatan diawali dengan pencanangan program doa bersama dalam keluarga yang dimulai pada bulan Agustus 2010. Kegiatan bersama dalam keluarga diawali dengan pelantikan para animator. Acara dilanjutkan dengan pendalaman sarasehan dokumen Gereja Familiaris Consortio (FC) di setiap lingkungan dan juga pendalaman Kitab Suci.
Kegembiraan Bersama dalam Jalan Sehat
Puncak perayaan HUT Paroki diawali dengan acara jalan sehat bersama umat. Sekitar pukul 05.30 WIB, halaman pastoran & gereja St. Yusup Blitar dipenuhi oleh umat dari berbagai wilayah, baik dari Wilayah A (Ngeni dan sekitarnya), B (Garum dan sekitarnya), C (Mojorejo dan sekitarnya) dan D (wilayah Kota Blitar). Mulai dari kanak - kanak sampai Lansia ikut serta dalam acara ini. Sungguh, acara ini menggembirakan umat. Umat dapat merasakan bagaimana umat bergembira bersama untuk merayakan hari jadi paroki.
Acara jalan sehat diawali dengan pelepasan balon oleh pastor paroki RD B. Prima Novianto. Rute jalan sehat yang ditempuh umat adalah Jl. Diponegoro (depan gereja), Jl. Cokroaminoto, Jl. A. Yani, Jl. Dr. Soetomo, Jl. Pramuka dan kembali ke Jl. Diponegoro. Setibanya di halaman gereja, umat disambut dengan hiburan band yang dimainkan oleh anak-anak BIAK. Sembari menikmati suguhan nasi pecel yang disediakan, umat dihibur oleh band dari Kristi Band (wilayah Kepanjen Kidul) yang dikomandani oleh Bpk. Haryono.
Bukan hanya itu OMK St. Yusup pun tidak mau ketinggalan. Mereka ambil bagian dalam acara tersebut dengan menggelar bazar kecil dan juga menghibur umat dengan lagu-lagu yang dipersembahkan oleh Angel Voice. Tak mau ketinggalan dengan umatnya, pastor paroki yang diwakili oleh RD Ignatius Prasetijo Ambardi, pun turut serta melantunkan lagu dan berjoget di atas panggung. Dengan gayanya yang khas, RD Prasetijo menyanyikan lagu untuk menghibur umat.
Di sela-sela keramaian dan kegembiraan umat yang menunggu pembagian door price di ruang pertemuan OMK, teman-teman PMI Kota Blitar melayani umat yang dengan senang hati menyumbangkan darahnya. Umat mulai berbondong-bondong menyumbangkan darahnya dalam rangkaian kegiatan donor darah.
Di penghujung acara pagi itu, diserahkan hadiah utama oleh RD B. Prima Novianto, yaitu sebuah mesin cuci. Umat yang mendapat berkah luar biasa pagi itu adalah Ibu Kaderi (istri dari Pak. Kaderi, salah satu petugas kebersihan gereja)
Setelah sebagian besar umat pulang dan kembali ke rumah masing-masing, rupanya hadir pula RD Boedi Prasetijo yang juga pernah bertugas di Paroki St. Yusup, beliau datang dengan mengendarai sepeda dan dengan gembira menyumbangkan 2 buah lagu. Usai bernyanyi, RD Boedi P. melanjutkan perjalanannya.
Acara pagi ini ditutup oleh RD Prasetijo dengan nyanyi bersama di atas panggung. Meski sudah ditutup, namun sesungguhnya acara syukur dalam rangka HUT Paroki belum selesai. Sore harinya, meski kota Blitar diguyur hujan, umat berbondong-bondong dan penuh semangat datang mengikuti Misa Syukur.
Perayaan Syukur
Guyuran air hujan yang meliputi Kota Blitar tidak mengurungkan niat umat untuk mengikuti misa syukur. Misa Syukur yang dilaksanakan Minggu sore ini terasa sangat indah dan meriah dengan kehadiran sejumlah 16 pastor yang pernah, sedang bertugas dan berasal dari St. Yusup Blitar. Misa juga semakin meriah dengan kehadiran koor yang melantukan lagu-lagu liturgis.
Para pastor yang hadir dalam perayaan ini adalah RD H.V. Sairin dan RD Eko Wijono (bertugas di Paroki Katedral HKY Surabaya), RD Yohanes Rudi Anada (Paroki SMTB Ngagel Surabaya), RD Kholik Kurniadi (Paroki St. Stefanus Tandes Surabaya), RD F.X. Otong Setiawan (Paroki St. Maria Ponorogo), RD I.Y. Sumarno (Paroki Aloysius Gonzaga Surabaya), RD B. Prima Novianto, RD Agustinus Made, RD. Ign. Prasetijo Ambardi, RD Fanny Hure (Rektor Seminari Tinggi Providentia Dei Surabaya), Rm. Lino Belo SDB dan Rm. Paulus SDB. Hadir pula Vikep Kevikepan Blitar, RD Mateus Suwarno (Paroki St. Petrus-Paulus Wlingi).
Hadir pula para romo dari Seminari Garum yakni RD Stefanus Cahyono (Rektor), RD Kusdianto Tana, RD Laurensius Roni dan Rm. G. Tri Wardoyo CM. Kehadiran para pastor ini sungguh membawa kegembiraan bagi umat. Umat dapat bertegur sapa dengan para gembala yang dulunya pernah bertugas di paroki tertua di Blitar ini.
Umat yang Dewasa
Dalam homilinya, RD Sumarno mengucap syukur kepada Tuhan atas pertumbuhan yang terjadi dalam diri umat St. Yusup Blitar. Sebelumnya, di atas mimbar sabda, Romo yang akrab disapa dengan Rm. Marno ini menyapa umat dengan ucapan, “bagaimana kabarnya? Rezeki lancar? Semoga Bapak-Ibu sehat walafiat dan aman terkendali.” Hal ini langsung membuat umat tertawa gembira. Ucapan itu merupakan ucapan khas Romo Marno.
Ketika melayani di Paroki St. Yusup Blitar, Rm. Marno merasa gembira. Beliau melihat perkembangan umat yang sangat luar biasa. Di usia 79 tahun ini, bukan hanya soal usia saja yang perlu disyukuri, tapi lebih dari itu adalah banyaknya karya-karya kasih yang dibuat oleh umat Blitar. Inilah yang menjadi kebanggaan umat Blitar khususnya dan juga Keuskupan Surabaya. Usia 79 menjadikan kita cukup dewasa. Kedewasaan itu ditandai dengan mau bergerak, berinisiatif tanpa harus diobrak-obrak atau disuruh-suruh. Umat tidak lagi menjadi penonton di rumah sendiri tapi berinisiatif tidak tunggu komando dari imamnya. Bila hal ini diterapkan di paroki St. Yusup, Rm. Marno yakin 10 tahun kedepan gereja ini akan penuh sesak.
Lebih lanjut, doa adalah upaya menyatukan kita dengan Tuhan. Dengan bersatunya kita dengan Tuhan, maka tanpa meminta, Tuhan sudah tahu apa yang kita inginkan. Demikian pula dengan penyatuan umat dengan imam, diharapkan hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan umat sesuai dengan ARDAS Keuskupan Surabaya. Semoga dengan peringatan HUT paroki ke-79 dapat membawa dampak positif untuk kita semua.
Sebelum berkat penutup, juga disampaikan tali asih untuk Bapak M.Y. Suryono, katekis Paroki St. Yusup Blitar yang purna tugas per 1 September 2010. Sudah selama kurang lebih 33 tahun, Bapak Suryono menjalankan tugas pelayanan dalam lingkup paroki sebagai katekis.
Usai perayaan ekaristi dilanjutkan dengan acara ramah tamah di Balai Paroki. Umat yang berasal dari wilayah A, B, C dan D, para suster SSpS dari komunitas Biara Roh Kudus dan RSK Budi Rahayu, para suster PK, para pastor, frater dan bruder ikut dalam acara ini. Dalam acara ramah-tamah selain umat ada juga beberapa pastor yang memeriahkan serta melengkapi kegembiraan malam itu dengan mempersembahkan lagu-lagu. Para Romo yang mempersembahkan lagu adalah RD Praste, RD Fanny dan Rm. Paryanto (dari Paroki St. Maria Blitar). Pemotongan tumpeng dilakukan oleh RD. Novi, selaku pastor kepala paroki.
(Ditulis oleh salah seorang umat St. Yusup Blitar yang tidak mau disebutkan namanya, diedit oleh Fr. Dhani Driantoro)
Harrah's Cherokee Casino Resort gets $250M renovation
BalasHapusHarrah's Cherokee Casino Resort is getting a 전라북도 출장안마 $250 여주 출장안마 million renovation after 상주 출장샵 it completed 서귀포 출장안마 the renovation of its hotel. The hotel, which has 삼척 출장샵 32,000